BUKU KEHAMILAN BEST SELLER NASIONAL YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH DR. BOYKE KARENA TERBUKTI BISA MEMBANTU RIBUAN PASANGAN YANG INGIN SEGERA HAMIL. BUKU PEGANGAN WAJIB UNTUK IBU HAMIL INI DIJAMIN AMAN DAN TIDAK DIJUAL SECARA OFFLINE. DAPATKAN SEGERA, BANYAK TIPS DARI DR. ROSDIANA RAMLI YANG HARUS ANDA KETAHUI.
BONUS SPESIAL MENANTI ANDA, PERSEDIAAN TERBATAS. JANGAN LUPA ISI FORM DIBAWAH!
BONUS SPESIAL MENANTI ANDA, PERSEDIAAN TERBATAS. JANGAN LUPA ISI FORM DIBAWAH!
Kesehatan Wanita Hamil - Bagi pembaca yang beragama Islam, tentu diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Lantas bagaimana dengan ibu hamil? bagaimana cara menyikapinya?
Sebenarnya puasa untuk ibu hamil tidak dilarang, justru dianjurkan selama kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Nah, untuk mengetahui kondisi kesehatannya, maka dianjurkan untuk tes kesehatan di dokter spesialis kandungan.
Kapan dibolehkan puasa?
Wanita hamil diperbolehkan untuk ikut berpuasa jika kesehatan fisiknya sudah membaik atau minimal sudah tidak lagi mengalami mual dan muntah. Di samping itu, pertumbuhan berat badan sang janin juga harus dipertimbangkan dan di kontrol dengan baik berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Apakah kondisinya sesuai dengan usia kehamilan dan tidak terjadi keterlambatan pertumbuhan janin.
Menyiasati asupan gizi
Ibu hamil harus selalu memperhatikan asupan gizi, baik ketika puasa maupun tidak. Selektif dalam mengkonsumsi makanan agar kandungan kuat dan janin sehat serta selamat saat melahirkan. Asupan gizi dan kalori antara dua kali makan saat sedang puasa tentu berbeda dengan tiga kali makan seperti hari biasanya.
Maka dari itu, seorang ahli gizi telah berupaya menyusun pemenuhan kebutuhan selama puasa, yaitu 50% ketika masuk waktu berbuka puasa dan sesudah shalat tarawih. Mengapa? karena tidak mungkin untuk memenuhi asupan gizi ibu hamil hanya dengan makan dua kali sehari, maka disarankan untuk makan setelah selasai shalat tarawih, meskipun sedikit.
Selama kondisi kesehatan wanita hamil dan janinnya aman setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dan dinyatakan sehat serta mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi baik bagi dirinya dan janin yang dikandungnya, ibu hamil baru diizinkan untuk berpuasa. Pemenuhan nutrisi ketika puasa harus sama dengan kondisi ketika tidak berpuasa, yang berbeda hanya waktunya. Waktu yang disarankan adalah saat sahur, berbuka puasa, dan waktu setelah berbuka puasa dan sahur.
Kandungan gizi dan nutrisi yang seimbang adalah sekitar 2.500 kalori per hari, dengan komposisi 50% untuk karbohidrat (sekitar 308 gr), 30% untuk protein (sekitar 103 gr), dan sisanya 10 hingga 20% lemak (sekitar 75 gr). Pemenuhan nutrisinya sendiri bisa dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, terdiri dari nasi, buah, lauk pauk, sayur, dan susu setiap berbuka puasa dan sahur. Bumil juga bisa menambahkan suplemen vitamin untuk mencukupi kebutuhan nutrisi. Beberapa zat lain yang penting dan diperlukan saat kehamilan, di antaranya asam folat yang bisa diperoleh dari kacang-kacangan, zat besi dari sayuran, dan sumber kalsium dari susu dan ikan.
Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan puasa adalah sebagai berikut :
1. Diabetes melitus
Ibu hamil yang mengidap penyakit diabetes tidak disarankan untuk berpuasa, karena harus menjalani pola makan sedemikian rupa untuk menjaga kadar gula darahnya agar tetap terkontrol. Selain harus menjalani terapi obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi program makan yang telah disarankan oleh dokter.
2. Hipertensi
Tekanan darah selama masa hamil harus dikontrol dengan baik, khususnya untuk Bumil yang terpaksa mengontrol tekanan darahnya dengan obat-obatan. Tekanan darah yang tidak stabil harus dihindari untuk kesehatan ibu dan janinnya.
3. Perdarahan
Puasa pada saat menjalani kehamilan dengan perdarahan akan menambah parah perdarahan tersebut. Ibu hamil sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan untuk mengatasi keadaan ini.
4.Sakit maag
Ibu hamil yang sedang sakit maag jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut berpuasa, karena bisa memicu kambuhnya penyakit tersebut.
5. Dehidrasi
Kondisi ini walau terlihat sepele tapi cukup berbahaya untuk kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Jika mengalami keadaan seperti ini, ibu hamil sebaiknya cepat berbuka. Terlebih lagi jika dehidrasinya karena muntah-muntah, diare dan keringat dingin.
Sebenarnya puasa untuk ibu hamil tidak dilarang, justru dianjurkan selama kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Nah, untuk mengetahui kondisi kesehatannya, maka dianjurkan untuk tes kesehatan di dokter spesialis kandungan.
Kapan dibolehkan puasa?
Wanita hamil diperbolehkan untuk ikut berpuasa jika kesehatan fisiknya sudah membaik atau minimal sudah tidak lagi mengalami mual dan muntah. Di samping itu, pertumbuhan berat badan sang janin juga harus dipertimbangkan dan di kontrol dengan baik berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Apakah kondisinya sesuai dengan usia kehamilan dan tidak terjadi keterlambatan pertumbuhan janin.
Menyiasati asupan gizi
Ibu hamil harus selalu memperhatikan asupan gizi, baik ketika puasa maupun tidak. Selektif dalam mengkonsumsi makanan agar kandungan kuat dan janin sehat serta selamat saat melahirkan. Asupan gizi dan kalori antara dua kali makan saat sedang puasa tentu berbeda dengan tiga kali makan seperti hari biasanya.
Maka dari itu, seorang ahli gizi telah berupaya menyusun pemenuhan kebutuhan selama puasa, yaitu 50% ketika masuk waktu berbuka puasa dan sesudah shalat tarawih. Mengapa? karena tidak mungkin untuk memenuhi asupan gizi ibu hamil hanya dengan makan dua kali sehari, maka disarankan untuk makan setelah selasai shalat tarawih, meskipun sedikit.
Selama kondisi kesehatan wanita hamil dan janinnya aman setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dan dinyatakan sehat serta mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi baik bagi dirinya dan janin yang dikandungnya, ibu hamil baru diizinkan untuk berpuasa. Pemenuhan nutrisi ketika puasa harus sama dengan kondisi ketika tidak berpuasa, yang berbeda hanya waktunya. Waktu yang disarankan adalah saat sahur, berbuka puasa, dan waktu setelah berbuka puasa dan sahur.
Kandungan gizi dan nutrisi yang seimbang adalah sekitar 2.500 kalori per hari, dengan komposisi 50% untuk karbohidrat (sekitar 308 gr), 30% untuk protein (sekitar 103 gr), dan sisanya 10 hingga 20% lemak (sekitar 75 gr). Pemenuhan nutrisinya sendiri bisa dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, terdiri dari nasi, buah, lauk pauk, sayur, dan susu setiap berbuka puasa dan sahur. Bumil juga bisa menambahkan suplemen vitamin untuk mencukupi kebutuhan nutrisi. Beberapa zat lain yang penting dan diperlukan saat kehamilan, di antaranya asam folat yang bisa diperoleh dari kacang-kacangan, zat besi dari sayuran, dan sumber kalsium dari susu dan ikan.
Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan puasa adalah sebagai berikut :
1. Diabetes melitus
Ibu hamil yang mengidap penyakit diabetes tidak disarankan untuk berpuasa, karena harus menjalani pola makan sedemikian rupa untuk menjaga kadar gula darahnya agar tetap terkontrol. Selain harus menjalani terapi obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi program makan yang telah disarankan oleh dokter.
2. Hipertensi
Tekanan darah selama masa hamil harus dikontrol dengan baik, khususnya untuk Bumil yang terpaksa mengontrol tekanan darahnya dengan obat-obatan. Tekanan darah yang tidak stabil harus dihindari untuk kesehatan ibu dan janinnya.
3. Perdarahan
Puasa pada saat menjalani kehamilan dengan perdarahan akan menambah parah perdarahan tersebut. Ibu hamil sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan untuk mengatasi keadaan ini.
4.Sakit maag
Ibu hamil yang sedang sakit maag jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut berpuasa, karena bisa memicu kambuhnya penyakit tersebut.
5. Dehidrasi
Kondisi ini walau terlihat sepele tapi cukup berbahaya untuk kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Jika mengalami keadaan seperti ini, ibu hamil sebaiknya cepat berbuka. Terlebih lagi jika dehidrasinya karena muntah-muntah, diare dan keringat dingin.